Maka dari itu disini saya akan share beberapa Kumpulan Puisi Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Silahkan saja dilihat langsung beberapa koleksinya yang ada dibawah ini:
Puisi 17 Agustus 1945 :
Pahlawan Untuk Indonesiaku
oleh: Andi Nur Muhammad Ichsan
demi negeri
kau korbankan waktumu
demi bangsa
rela kau taruhkan nyawamu
maut menghadang didepan
kau bilang itu hiburan
nampak raut wajahmu
tak segelintir rasa takut
semangat membara dijiwamu
taklukkan mereka penghalang negeri
hari-harimu diwarnai
pembunuhan, pembantaian
dihiasi bunga-bunga api
mengalir sungai darah disekitarmu
bahkan tak jarang mata air darah itu
muncul dari tubuhmu
namun tak dapat
runtuhkan tebing semangat juangmu
bambu runcing yang setia menemanimu
kaki telanjang tak beralas
pakain dengan seribu wangi
basah dibadan kering dibadan
kini menghantarkan indonesia
kedalam istana kemerdekaan
Pahlawan!
Untukmu derita untukmu penjara
bukan bintang tersemat di dada
semangatmu api negara berdaulat
namamu terukir di jantung rakyat.
Pahlawan Kemerdekaan
Oleh: Usman Awang
PAHLAWAN
jika hilangmu tanpa pusara
jika pusaramu tanpa nama
jika namamu tanpa bunga
penjajah mengatakan engkau derhaka
maka engkaulah pahlawan yang sebenarnya
Gema seabad silam
Inggeris datang meredah Pahang
bersama peluru bersama senapang
membunuh menangkap setiap pejuang
Sungai Semantan berubah merah
bukan sarap hilir ke kuala
bukan rakit mudik ke hulu
arus merahnya menjulang mayat
pahlawan bangsa pahlawan rakyat
tujuh liang dadanya tersayat
Pahlawan!
Untukmu derita untukmu penjara
bukan bintang tersemat di dada
semangatmu api negara berdaulat
namamu terukir di jantung rakyat.
Kumpulan Puisi Pahlawan
Pahlawan satu
Bersemayam di lubuk yang paling dalam,
ada sesuatu yang tak akan pernah padam,
meski terkadang kau pun kurang paham,
namun, kami semua dapat merasakan.
Kau...,kau lah pahlawan kami.
karena mu lah kami berarti.
karena dihatimu selalu menyala api
nan memendar menularkan semangat, singkirkan keraguan hati.
Pahlawan dua
Di diri mu kami kan bercermin,
di senyum mu kami dapatkan angin
di kata mu yang selalu kami dengar
tekad menebar menyebar dan berkobar.
Kau korbankan apa pun buat kami
agar hidup sekali ini bisa lebih punya arti
dan kami semua tahu, kau melakukan itu
bukan cuma buat sebuah pamrih, yang semu.
Pahlawan tiga
Koar-koar yang kau dengung-dengungkan
adalah balut atas semua kepura-puraan
dan...
kami semua dengan ketidak-tahuan
kau mengira kami dalam kebodohan.
Sekarang... bukalah matamu, pasang kedua telinga di kiri kanan kepala besarmu
dan... yang terpenting tutuplah mulutmu
tak kan mungkin kami panggil engkau dengan sebutan pahlawan,
dan sadarlah…., sebenarnya engkau sudah kesiangan.
Demikianlah isi dari artikel saya yang berjudul Puisi 17 Agustus 1945. Bagi anda yang ikut lomba, saya do'akan agar anda mendapatkan juara yang terbaik. Terimakasih Sudah membaca.